Aspirasi Jabar ||Morotai-Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, menyambut peluncuran program KREASI (Kolaborasi Untuk Edukasi Anak Indonesia) yang dilaksanakan di lantai dua kantor Bupati pada Kamis, 27 Februari 2025.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di wilayah intervensi seperti Morotai.
KREASI didanai oleh Global Partnership for Education dan dikembangkan bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Agama, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, serta didukung oleh Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai melalui Save the Children dan konsorsium kolaboratif Mitra Pendidikan Indonesia (MPI).
Direktur Stimulant Institute, Stepanus Makambombu, menjelaskan bahwa program ini akan fokus pada peningkatan kemampuan literasi, numerasi, dan karakter anak usia PAUD dan pendidikan dasar.
"Morotai dipilih karena memerlukan intervensi di bidang-bidang tersebut, dan kolaborasi menjadi kunci utama," ujarnya.
Program ini melibatkan banyak pihak, bukan hanya mitra pelaksana lokal, dan diharapkan semua pihak terlibat secara konstruktif dalam mencapai tiga tujuan besar program.
"Kegiatan ini pertama kali dilakukan di Kabupaten Pulau Morotai, sebagai bagian dari 8 kabupaten di Indonesia yang menjadi wilayah intervensi program KREASI," tambahnya.
Sasaran program KREASI adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dan tenaga didik.
Manager program KREASI, Margaretha R Y DJelau, menambahkan bahwa program ini bekerja sama dengan mitra pelaksana lokal MPI di 4 provinsi dan 8 kabupaten, termasuk Maluku Utara dengan Kabupaten Halmahera Utara dan Pulau Morotai. Di Morotai, targetnya adalah 1.500 anak dari 20 sekolah intervensi SD/MI dan 8 PAUD, serta 100 guru.
"Kami akan melatih guru, yang kemudian akan melakukan pengimbasan di sekolah-sekolah lain," jelasnya.
Program ini dimulai dengan 20 sekolah untuk memperkuat kualitas dan mendapatkan model yang dapat diterapkan di sekolah lain.
"Kami berharap guru-guru yang terlatih dan terpilih dapat bekerja sama dengan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan dan Balai Guru Penggerak untuk melatih sumber daya di Morotai," terang Margaretha.
Dengan demikian, sumber daya lokal dapat secara mandiri melakukan penguatan kapasitas bagi rekan sejawat, menjadi aset pemerintah yang berdaya.
"Setidaknya, permasalahan pendidikan dapat dipecahkan dengan solusi dari potensi lokal," tambahnya.
Program ini juga membuka komunikasi tentang situasi pendidikan di Morotai, yang merupakan langkah awal berdasarkan data yang ada. Dukungan sumber daya teknis dari bidang PAUD, TK, dan SD akan membantu dokumentasi data untuk pemetaan rapor pendidikan dan menjangkau 20 sekolah target.(oje)