Protes Tindakan Represifitas Aparat, Dema-F Ushuluddin Gelar Aksi Payung pada PBAK 2024 -->

Protes Tindakan Represifitas Aparat, Dema-F Ushuluddin Gelar Aksi Payung pada PBAK 2024

30 Agu 2024, Agustus 30, 2024
Pasang iklan


Aspirasi jabar || Bandung, 29 Agustus 2024 – Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Ushuluddin
menggelar aksi payung pada kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan
(PBAK) Fakultas Ushuluddin, Kamis (29/8/2024). 


Aksi ini bukan sekadar aksi simbolis,
namun menjadi bentuk pernyataan sikap tegas terhadap tindakan represif yang dilakukan
aparat pada massa aksi yang menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada. Melalui
aksi ini, Dema ingin menegaskan pentingnya peran mahasiswa sebagai garda terdepan
dalam menjaga demokrasi dan hak asasi manusia.

Aksi payung yang dilaksanakan di tengah rangkaian PBAK ini menarik perhatian banyak
pihak, termasuk mahasiswa baru yang menjadi peserta utama dalam kegiatan tersebut.


Dema Fakultas Ushuluddin memilih payung sebagai simbol perlindungan dan perlawanan.



Perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan ketidakadilan, serta perlawanan terhadap
segala tindakan yang mengancam hak-hak dasar rakyat. Melalui aksi ini, Dema ingin
menyampaikan pesan bahwa mahasiswa tidak boleh diam ketika hak-hak mereka dan
rakyat secara umum terancam.
Ketua Umum Dema Fakultas Ushuluddin, Sakti Budimansyah menyampaikan bahwa
tindakan represif yang dilakukan aparat terhadap massa aksi RUU Pilkada merupakan
bentuk nyata dari pembungkaman demokrasi, untuk itu Dema memilih aksi payung dengan
menggunakan payung berwarna hitam sebagai simbol duka cita dan warna merah sebagai
simbol perlawanan.


“Ya Dema FU mengecam segala bentuk represifitas aparat kepada masa aksi kemarin yah,
dengan payung warna hitam ini sebagai simbol duka cita dan (payung) warna merah
sebagai simbol perlawanan kami terhadap segala bentuk ketidakadilan,” tegasnya. Ia juga
mengajak seluruh mahasiswa, terutama mahasiswa baru, untuk terus berpikir kritis dan tidak
takut menyuarakan kebenaran.


Mahasiswa baru yang hadir dalam PBAK ini diharapkan dapat mengambil pelajaran penting
dari aksi payung yang dilakukan oleh Dema Fakultas Ushuluddin. “PBAK bukan hanya
tentang mengenal lingkungan kampus, tapi juga mengenal peran dan tanggung jawab
sebagai mahasiswa. Kami ingin mahasiswa baru sadar bahwa mereka adalah bagian dari
agen perubahan, dan suara mereka sangat berarti dalam memperjuangkan keadilan,” ujar


salah satu panitia PBAK.
Selain itu, Dema Fakultas Ushuluddin juga menekankan pentingnya melawan segala bentuk
represifitas dengan cara yang damai namun tegas. Aksi payung ini adalah contoh nyata
bagaimana mahasiswa dapat menyuarakan ketidaksetujuan mereka tanpa harus terlibat
dalam kekerasan. “Kami memilih payung sebagai simbol karena payung melindungi, dan
kami ingin melindungi hak-hak kami serta hak-hak rakyat yang seringkali diabaikan,” jelas


seorang anggota Dema.
Aksi ini ditutup dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa dan para pejuang keadilan
yang seringkali menghadapi berbagai ancaman. Dema Fakultas Ushuluddin berjanji akan
terus konsisten dalam mengawal isu-isu demokrasi dan hak asasi manusia, serta mengajak
seluruh mahasiswa untuk tidak lengah dalam menjaga nilai-nilai tersebut.
Aksi payung ini juga diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kritis di kalangan
mahasiswa baru. Sebagai generasi penerus, mahasiswa dituntut untuk selalu waspada
terhadap segala bentuk ketidakadilan dan penindasan yang terjadi di masyarakat.

 “Kita ingin
menunjukkan kepada mahasiswa baru bahwa inilah Ushuluddin dengan pemikiran kritisnya,
ya semoga dapat membiasakan mereka untuk berpikir kritis juga nantinya,” tutup Ketua
Dema.
Penulis : Rafi Taufiq

TerPopuler