Aspirasijabar, Sumba barat daya - Anggota DPR RI, Ratu Ngadu Bonnu Wulla, telah memutuskan mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029.
Selanjutnya Ratu Wulla
akan ikut bertarung dalam kontestasi Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Sumba Barat Daya tanggal 27 Nopember 2024 mendatang.
Pengunduran diri Ratu Ngadu Bonu Wulla, anggota DPR - RI terpilih dengan perolehan suaranya mengalahkan politikus NasDem Viktor Bungtilu Laiskodat untuk daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur II, membuat kecewa masyarakat Pulau Sumba yang memilihnya. Terdengar kabar posisi Ratu Wulla di gantikan Viktor Laiskodat
Acara Malam 73.000 Lilin digelar di Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, pada Minggu (17/3/2024) malam, sebagai aksi protes dan kekecewaan atas pengunduran diri Ratu Ngadu Bonu Wulla.
"Amanah berupa suara yang telah memilihnya di abaikan begitu saja, sangat mengecewakan" , ungkap Pare Kanda salah satu tokoh warga saat di wawancara media melalui telepon Senin (1/7/24).
Di tempat terpisah, Sekjen DPP FSI Asia Tenggara. Ir. H.Arifin Tyto mengungkapkan
Ratu Wulla kurang layak menjadi calon kepala Daerah di Sumba Barat Daya, karena beliau telah banyak mengecewakan masyarakat Sumba Barat Daya.
"Sebaiknya masyarakat Sumba Barat Daya tidak mendukung dan memilih Ratu Wulla sebagai calon Bupati, mengingat beliau dulu telah mengecewakan masyarakat SBD", tegas Arifin melalui pesan whatsapp, (1/7/24).
Seperti diketahui partai Nasdem pada pemilu 2024 memperoleh 5 kursi di Dapil NTT II.
Di diduga mundurnya Ratu Wulla karena adanya transaksi politik yang dinilai lebih menguntungkan.
Dilansir dari detikBali, Pengamat politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Mikhael Raja Muda Bataona menilai mundurnya Ratu Wulla merupakan suatu bargaining (tawar-menawar) politik yang menguntungkan, baik bagi dirinya ataupun keluarga. Jika tidak, Ratu Wulla tentunya tidak akan mundur setelah lolos menjadi anggota DPR RI dari NTT.
"Jika tidak, tentu saja ia tidak akan mundur. Karena hal ini berkaitan dengan martabat, harga diri, dan habitus politisi, yaitu merebut kekuasaan lalu melipatgandakan kekuasaan itu, bukan kehilangan," terang Mikhael dalam sambungan telepon kepada detikBali, Selasa (12/3/2024).
"Jadi, menurut saya, ini murni sebuah praktik politik take and give biasa yang merepresentasikan rumus sederhana dalam politik praktis, yaitu tidak ada makan siang yang gratis," tambahnya.
Di sisi lain, Mikhael menilai, hal ini juga berkaitan dengan penugasan partai kepada Ratu Wulla untuk menghadapi Pilkada di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).
Berdasarkan laman DPR diakses pada Kamis (14/3/2024), Ratu Wulla merupakan anggota DPR periode 2019-2024. Ratu Wulla masuk parlemen dengan suara 50.572 suara pada Pemilu 2019.
Untuk diketahui, dalam rekapitulasi Pemilu 2024, Ratu Wulla menempati posisi ketiga di NTT II dengan perolehan 76.331 suara. Ia berada dua tingkat dari politikus NasDem Viktor Bungtilu Laiskodat yang berada di posisi 5 dengan 65.359 suara.
KPU telah menerima surat pengunduran diri dari Ratu Wulla. Hal tersebut disampaikan Komisioner KPU August Mellaz dalam rapat pleno rekapitulasi Pemilu 2024.
KPU akan mengkaji lebih dulu terkait mundurnya Ratu Wulla. KPU menerima surat mundur itu dari perwakilan Partai NasDem.
"Jadi kita tidak sampai ke sana (memutuskan). Kebetulan kemarin itu memang saksi dari Partai NasDem menyampaikan surat kepada kami," kata Anggota KPU RI August Mellaz kepada wartawan di kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/24). (jael).