Uang palkir tersebut diminta kepada siswa yang membawa kendaraan ke area sekolah dengan tarif yang ditetapkan.
Bahkan jika ada siswa yang hendak tidak membayar, sering terjadi cekcok dengan pemungut yang tak lain masih siswa dari sekolah tersebut.
Akan hal tersebut media mencoba mengkonfirmasi pihak sekolah terkait isue dugaan pungli tersebut.
Kepala Sekolah SMKN 1 Bojong, Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta melalui Risdianto Waka Kesiswaan mengatakan bahwa hal ini sebetulnya telah disosialisasikan melalui orang tua dan seluruh siswa.
Bahwa sekolah kini menyediakan lahan palkir, yang bertujuan agar kendaraan siswa aman.
" Kita tidak paksa siswa untuk bayar, ini tidak pungli, sifatnya infak," ucap Risdianto kepada Jurnalis saat ditemui di ruang kerjanya. Jumat (03/05/2024).
Ia menjelaskan karena awalnya lokasi palkir tersebut adalah tanah merah, kita membutuhkan paving. Dan kemudian kita lakukan pemasangan paving.
"Infak ini tidak kita bebankan dan kita sebut nominalnya, mereka (siswa.red) punya 500 rupiah atau ga bayar pun kita tidak masalah," jelasnya.
"Jadi saya pastikan isue pungli tersebut tidak benar," sambung Risdianto.
Sebelumya, kata Risdianto siswa-siswi ini melakukan palkir diluar dibeberapa dan sempat membuat kemacetan dikarenakan masuk dan keluarnya secara bersamaan.
Kemudian, hasil daripada koordinasikan pihaknya dengan pihak kepolisian sektor Bojong yang meminta palkir siswa untuk di tertibkan.
"Dan kami tertibkan. Terkait untuk saranya itu bersifat infak untuk pemerataan dan pemadatan paving tersebut, karena paving itu harus dibeli," jelasnya.
Selain itu, infak itu juga pihaknya gunakan untuk perbaikan saran ibadah siswa yakni mesjid di lingkungan sekolah.
"Jadi sifatnya infak ini se-ridhonya tidak dipaksa," pungkasnya.
Tonton juga: