Aspirasi Jabar||Sidoarjo-Puluhan pekerja sampah berunjuk rasa memprotes kenaikan tarif angkut di depan Pendopo Kabupaten Sidoarjo.Rabu( 20/12/2023).
Mereka kemudian membuang sampah yang dibawa dengan gerobak di jalan depan pendopo, sehingga mengotori dan menimbulkan bau menyengat di area pendopo dan rumah dinas bupati.
Para pengunjuk rasa itu awalnya berdatangan ke pendopo dengan membawa gerobak yang masih berisikan sampah. Namun karena jengkel tak ada yang segera menemui, mereka kemudian marah dan menurunkan sampah dari gerobaknya.
Alhasil, jalan di depan Pendopo Kabupaten Sidoarjo, menjadi penuh sampah rumah tangga. Tidak hanya kotor, aroma menyengat tidak sedap pun muncul di lokasi.
Pintu keluar masuk pendopo tidak bisa dilewati karena penuh sampah berserakan. Padahal pintu keluar masuk pendopo tersebut, juga menjadi pintu keluar masuk ke rumah dinas bupati.
Menurut koordinator aksi, Dimas, aksi mereka ini dari para pengelola TPST (tempat pengolahan sampah terpadu) yang memprotes kebijakan penaikan tarif angkut sampah. Tarif sekali angkut sampah dengan truk dari TPS ke TPA yang semula Rp1 juta menjadi Rp4 juta.
"Pengelola TPST menilai tarif itu terlalu tinggi dan sangat merugikan," kata Dimas.
Sementara pihak TPA Griyo Mulyo yang ada di Jabon mengonfirmasi, para pekerja sampah di TPS sebenarnya sudah setuju dengan kebijakan tersebut. Terbukti dari 197 penerima layanan di TPA, hanya 17 TPS yang belum melaksanakan pembayaran.
"Aksi demo ini dikarenakan mungkin teman-teman di TPS ini belum bisa menerima kebijakan secara utuh sehingga ada penolakan," kata Hajid Arif Hidayat, Kepala TPA Griyo Mulyo.
(AHF)