Aspirasijabar | Kora.Bandung- Wali Kota Bandung, H. Oded M. Danial mendorong bagi kewilayah untuk menduplikasi Kelurahan Sukamiskin Kecamatan Arcamanik. Di sana wilayahnya sudah memanfaatkan sampah menjadi hasil yang bermanfaat.
Hal itu setelah Oded meninjau Kelurahan Sukamiskin Kecamatan Arcamanik, Jumat 29 Januari 2021.
Diawali meninjau RW 01, 02, 06 dan 17, Oded melihat kolam lele, urban farming, maggot dan pengelolaan sampah organik menjadi makanan ayam.
Setiap wilayah pun berbeda pengelolaanya, lebih inovatif lagi di RW 17 yakni terdapat kolam retensi dan keramba apung untuk ikan lele maupun nila.
Oded pun mengapresiasi kawasan tersebut. Pasalnya warga sudah mandiri, mampu mengelola sampah sampai menjadi bermanfaat.
“Kelurahan disini sebagai percontohan KBS dengan konsep Kang pisman. Bukan hanya itu, ‘waste to food’ juga di sini sudah diterapkan,” kata Oded, di Komplek Sarimas RW 17, Jumat 29 Januari 2021.
Oded yang didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Kamalia Purbani mengungkapkan, bahwa warga mampu menerapkan bimbingan dari dinas terkait dengan baik. Contohnya, di RW 01 memiiki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPSP) yang dipimpin oleh RW 01, Wawan Setiawan.
“Pengelolaannya bagus, sampah anorganik dimanfaatkan. Organik apalagi, bisa jadi pakan ayam,” tuturnya.
Oded pun mengunjungi ke RW 17, bersama Danramil 1810/AAM Bandung, Kapten (Inf) Kingrad serta Wakapolsek Arcamanik Polrestabes Bandung, AKP Wartama. Di kawasan RW 17 memiliki kolam retensi dan keramba apung untuk ikan lele dan nila.
“Potensi di sini ada kolam yang dibangun pada tahun 2017. Alhamdulilah warganya memberdayakan dengan konsep kolam terapung. Ini terus dimanfaatkan agar warga lebih sejahtera,”kartanya.
Perlu diketahui, RW 17 merupakan RW pemekaran di Kelurahan Arcamanik.
“Saya apresiasi, RW 17 ini RW bungsu pemekaran. RW ini punya potensi yang mampu berbagi ke RW yang lain. Kalau butuh maggot bisa diberikan, kalau RW lain butuh apa, itu saling membantu,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua RW 17, Muaf menyampaikan, hasil panen lele nantinya bisa dijual dan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan sosial.
“Panen tahap 1 itu sekitar 8.000 ekor lele. kalau dijual kita sudah kerja sama dengan pengusaha distributor. Tapi jika warga ingin beli juga bisa,” kata Muaf.
Ia mengungkapkan, wilayahnya mampu menumbuhkan ekonomi sekaligus meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat.
“Mudah-mudahan bisa menumbuhkan ekonomi juga sosialnya. Kalau sosial bisa saling berbagi dan kebahagiaan warga,” jelasnya.
Ujang Uhe sebagai pemerhati memberikan asumsi pandangan lain terkait hal diatas, sebagai masukan karena Kang Pisman itu luar biasa jika dikelola serius.
"Seharusnya Kang Pisman perlu digiatkan pengembangannya secara sinergi antara kedinasan terkait; DLHK, Dispangtan, DPKP3, UMKM, Koperasi, Disbidpar, DPU hingga dinas ketenagakerjaan.
Mengingat kontur dan karakter tiap kewilayahan di Kota Bandung berbeda maka butuh bantuan, bimbingan dan penyuluhan serta beda penanganan agar tepat sasaran dan kombinasi macam ragam produk perbarukan makin komfetitif.
Kewilayahan yang mampu dengan kemandiriannya relatif kecil. Kemandirian tercipta karena kebiasaan, tanggungjawab, kepedulian dan keinginan kuat, sedangkan itu semua butuh edukasi sosialisasi. Kemandirian juga terlahir karena sebelumnya sudah ada dan berjalan.
Alangkah baiknya kewilayahan yang sudah berjalan kolaborasi Kang Pisman, Buruan Sae, UMKM hingga pariwisata didata untuk rujukan percontohan sesuai karakter kewilayahan mau mengembangkan apa atau disesuai dengan kebutuhan kewilayahan.
Kang Pisman jika dikelola dengan baik maka produktivitas, pengembangan inovasi dan kreasi, produk perbarukan, pariwisata, handycraft hingga lapangan usaha dan pekerjaan akan tercipta sehingga berefek pada pertumbuhan ekonomi Kota Bandung," pungkasnya.
Sumber : ( Red / Iwan Rohman )