Aspirasijabar | Cut Nyak Dien, Srikandi yang berasal dari tanah rencong yang ditangkap dan diasingkan oleh Belanda ke Sumedang adalah sosok Pahlawan nasional yang memimpin perang di Aceh dari Tahun 1873 -1908. Perjuangan Cut nyak Dien yang berakhir karena orang kepercayaannya Pang Laot membeberkan keberadaan Cut Nyak Dien di hutan merasa kasihan dengan kondisinya yang sudah semakin tua serta digerogoti penyakit Encok dan Rabun. (Jumat, 30 Oktober 2020).
Setelah diasingkan Belanda ke Sumedang Cut Dien yang lebih dikenal dengan ibu ratu atau Perbu menghabiskan sisa usianya dengan mengajar mengaji kepada masyarakat hingga Meninggal dan dimakamkan di Gunung Puyuh Kab.Sumedang pada tahun 1908.
Sampai saat ini makam Cut nyak dien masih ramai dikunjungi para Peziarah , terlebih di tanggal 6 November setiap tahunnya jumlah peziarah akan meningkat karena ditanggal 6 Nov 1908 Cut nyak Dien Wafat , Cerita dari Juru kunci Makam Cut nyak dien an. Bapak Asep Sukandar.
Untuk itu dalam rangka memelihara kelestarian makam Pahlawan yang berasal dari Aceh tersebut sekitar 25 Prajurit Yonif Raider 301/PKS dipimpin Letda Inf Riska Sst.Han yang merupakan putra asli Aceh melaksanakan pembersihan dan perawatan Makam Cut Nyak Dien tersebut.
Secara terpisah Danyonif R-301/PKS , Mayor Inf Wahyu Alfiyan S.Ip , M.lpol mengatakan kepada redaksi bahwa kegiatan ini sebagai wujud kepedulian terhadap Para Pahlawan Bangsa yang mana keterikatan antara Sumedang dan Aceh ternyata sangat kental yang dirasakan oleh Prajurit R- 301/PKS sewaktu operasi Militer di Aceh pada tahun 2003.
( Red )