-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ustd Dede Nurjaman Hari Raya Idul Adha 1441H Sambut Momentum Membersihkan Tauhid

1 Agu 2020 | Agustus 01, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-08-01T00:52:53Z
Aspirasijabar | GARUTPelaksanan Sholat Idul Adha bertempat di Mesjid Al-Ikhlas Kampung Cibunuang, Rw.09 Desa Bagendit Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Jum'at, 31/07/2020.

Hari raya berbarengan dengan hari jum'at, terdapat rukhshoh tidak melaksanakan shalat jum'at bisa diganti dengan shalat zhuhur, berdasarkan hadits dari zaid bin arqam.

Idul adha momentum mengingat figur bapak tauhid, Nabi Ibrahim. Beliau begitu konsisten dan tegas dalam masalah akidah dan menolak kemusyrikan. (QS Ali Imron :67/95).

Tauhid pangkal keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat (QS. Asyu'aro: 88-89), Kemusyrikan dosa terbesar yg tidak akan diampuni bila tidak ditaubati (QS. An-Nisa 48).

Kemusyrikan pangkal musibah dunia akhirat; umat nabi Nuh dengan banjir, umat nabi Luth dengan hujan batu, Firaun dan bala tentaranya ditenggelamkan ke dalam laut.

Pembinaan tauhid, akan disertai dengan merebaknya kemusyrikan. Agar tauhid tetap lurus, maka kemusyrikan mesti dihilangkan.

Dalam sejarah di zaman Nabi Musa terdapat figur yg mengajak kepada kemusyrikan. Namanya Samiri. Ketika Nabi Musa hendak menerima wahyu di bukit Thur Sina, Bani Israil diajak menyembah patung anak sami. Dan umat pun tersesat dalam kemusyrikan.

Sebagai pemimpin umat, Nabi bersikap tegas terhadap Samiri, setelah diadili dan dinyatakan bersalah. Maka Samiri dihukum dengan 3 hal: diusir, di isolir dari masyarakat agar tidak terpengaruh ajaran sesatnya, oleh Allah SWT diberikan penyakit aneh. 

Samiri jika didekati orang akan mengatakan La Misas (jangan sentuh). Bila disentuh orang dia akan kesakitan, dan orang pun akan merasa sakit, dan mendapat azab di akhirat.

Pihak yang berwenang sejatinya mesti tegas terhadap kemusyrikan agar masyarakat tidak tersesat. Sebagaimana Nabi Musa tegas terhadap Samiri. Bukan saja dia dijauhkan dari masyarakat, termasuk sarana yang membawa kepada kemusyrikan yaitu patung anak sapi dibakar dan abunya dibuang ke sungai. Kisah ini terdapat pada QS. Thaha : 95-98.

 Inilah sunnah para Nabi, mulai dari Nabi Ibrahim, Nabi Musa, hingga nabi Muhammad senantiasa tegas terhadap kemusyrikan agar ketauhidan umat tetap terjaga. Mari luruskan akidah dan jauhi kemusyrikan agar selamat dunia akhirat. Tutupnya.(Beni)
×
Berita Terbaru Update