Aspirasijabar.net-Kemang,Bogor. Jajaran pengurus MWC dan Ranting Nahdlatul Ulama (NU) yang ada di wilayah bagian Utara Kabuoaten Bogor menggelar halal bihalal Idul Fitri 1441 Hijriyah. Kegiatan tersebut berlangsung di Ponpes Riyadhul Ibtida, Kampung Nagrog, Desa Tegal Kecamatan Kemang, Sabtu (30/5/2020) malam.
Pimpinan Ponpes Riyadhul Ibtida Ustad Mftahudin dalam kata sambutannya mengatakan, kegiatan halal bihalal lintas tokoh NU tersebut diharapkan mampu membuat penguatan organisasi NU sebagai garda terdepan dalam terciptanya kerukunan dan persatuan bangsa. "NU adalah organisasi pemersatu bangsa dan kami berharap saat ini tidak perlu adanya saling tuding, saling serang dan saling mengkafirkan antara pihak manapun yang tidak sejalan dalam fikrohnya." Ungkap Miftahudin.
Sementara pengurus MWC NU Kemang yang juga Ketua Forum Kebangsaan Bogor Raya (FKBR) Ahmad Suhadi, menyoroti berbagai isu yang muncul di tengah masyarakat, terutama tentang isu seolah PKI akan bangkit. "Setiap isu yang muncul, harus disikapi oleh masyarakat secara proporsional dan bijaksana. Meskipun saya yakin masyarakat saat ini saat ini sudah cerdas dan tidak lagi mudah diprovokasi untuk suatu agenda politik kelompok tertentu." Tegasnya.
Sementara Ustad Maksum, dari perwakilan MWC NU Parung berharap, adanya giat halal bihalal tersebut dapat membangun kebersamaan dalam upaya melawan balik faham - faham radikal yang ingin memecah belah bangsa melalui narasi adu domba sesama anak bangsa. "Isu - isu provokatif seperti isu PKI saat ini bisa memecah belah bangsa. Jadi sudah sepantasnya kita bangun kekuatan untuk melawan isu - isu tidak bertanggungjawab tersebut." Pungkasnya.
Acara halal bihalal tersebut juga dipadukan dengan giat pembukaan Pondok Pesantren Yatim Nahdlatul Ulum yang berada di Kampung Cibentang Poncol RT 03 RW 02 Desa Cihowe Kecamatan Ciseeng. Tampak hadir juga dalam giat tersebut Ustad Ghozawi dari MWC NU Ciseeng serta Ahmad Nurul Huda sebagai Ketua PAC Ansor serta Abah Haji Soleh selaku muwaqip yang memberikan tanah untuk Ponpes tersebut.
Sementara Rois Syuriah MWC NU Ciseeng Ustadz Doktor Ahmad Faqihudin, M.Pd.I dalam tausiyahnya menyampaikan, maraknya isu SARA yang sampai hari ini masih terus beredar, sebenarnya sudah jauh hari ditolak oleh tokoh NU KH. Ahmad Shiddiq dengan konsep Trilogi Ukhuwah yaitu bagaimana menyatukan persaudaraan antar umat islam (ukhuah Islamiyah), persaudaraan antar kebangsaan (Ukhuwah Wathoniyah) dan persaudaraan antar sesama manusia (Ukhuah Basyariyah). "semua harus tercipta bukan hanya secara emosional, namun juga harus terlaksana secara spiritual dalam diri manusia Indonesia," tegasnya.
Lebih lanjut menurut Dosen di UNUSIA dan beberapa universitas lainnya ini menegaskan, bahwa kehidupan manusia merupakan modal utama untuk melakukan pergaulan sosial sesama manusia terutama umat Islam. Menurutnya, dengan modal perbedaan-perbedaan yang tidak prinsip maka dibangun persamaan yang saling menguatkan dan membangun kehidupan. "Seluruh manusia bersaudara, apalagi sesam muslim. Manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan harus dapat melakukan pergaulan sosial serta membangun dialog (mudzakaroh) dengan sesama komponen bangsa lainnya. Tentu saja tidak terbatas pada satu agama semata namun bisa dilakukan dengan lintas agama." Pungkas Ustad Faqihudin
Sumber : Fahri (Ketua FWHBU)
Reporter/Wartawan : Boim