Pengasuh Pesantren Al-Muhajirin II Purwakarta, Jawa Barat, KH Abun Bunyamin mengucapkan terima kasih kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan panitia Rapat Pleno PBNU 2019, karena telah memilih pesantrennya sebagai kunjungan ke tempat pertemuan. Kiai Abun juga mengundang permohonan maaf jika pihaknya tidak memenuhi undangan pertemuan Pleno PBNU 2019.
“Umpan selaku sahibul, saya terima terima kasih dan penghargaan setinggi-tinggi untuk Rais 'Aam, Ketua Umum PBNU, dan panitia yang telah memercayakan tempat rapat pleno 2019 untuk kami,” kata Kiai Abun saat menerima Rapat Pleno di Pesantren Al-Muhajirin 2, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (22/9) malam.
Kiai Abun, yang juga mendapat amanah sebagai a'wan PBNU 2015-2020 ini, menambahkan bahwa ulama ditambahkan disabdakan Nabi Muhammad sebagai pewaris para nabi. Dengan demikian, ia meminta, seusai menjadi tempat acara yang memberikan para ulama pesantrennya menjadi mulia.
"Buat saya, ulama itu adalah warasatul anbiya, orang yang paling bisa dimenangkan dan dimuliakan, kemudian diinjakkan tanah di Pesantren Al-Muhajirin, maka insya allah tanah ini akan terbawa mulia," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Rapat Pleno PBNU 2019 KH Abdul Manan Ghani menyampaikan terima kasih kepada pihak pesantren karena telah berkenan untuk menjadi tuan rumah.
Kiai Manan berharap, semua keputusan yang dihasilkan dari Rapat Pleno PBNU 2019 ini dapat dilaksanakan dengan baik demi manfaat yang dapat diterima.
"Semoga semuannya bermanfaat dan bisa diamalkan dengan menyenangkan," kata Kiai Manan.
Dengan mengutip pengakuan Imam Ghazali, ia berpesan bahwa semua manusia akan rusak, kecuali orang-orang yang memiliki rencana kerja. Orang-orang yang memiliki rencana kerja pun disebutnya akan binasa, kecuali jika dikerjakan. Tidak berhenti di situ, sambungnya, orang-orang yang mengerjakan pun pekerjaannya akan sia-sia, dilakukan dengan ikhlas.
"Untuk itu, tiga hal itu bisa kita laksanakan dengan baik-menyetujui Hasil Pleno 2019 menuju Muktamar Ke-34 NU," ucapnya.(Red)