ASPIRASIJABAR.NET - Di era Gus Dur Saat itu Wiranto masih menjabat sebagai Menko Polkam dan melapor ke Pak Presiden terkait pengibaran bendera OPM, Bintang Kejora pada saat itu.
“Bapak Presiden, kami laporkan di Papua ada pengibaran bendera Bintang Kejora,” ujar Wiranto melapor.
Mendengar laporan tersebut, kemudian Gus Dur bertanya, “Apa masih ada bendera Merah Putihnya?” tanya Gus Dur.
“Ada hanya satu, tinggi,” ujar Wiranto sigap.
Mendengar jawaban itu, Gus Dur kemudian menjawab, “Ya sudah, anggap saja Bintang Kejora itu umbul-umbul,” ujar Gus Dur santai.
“Tapi Bapak Presiden, ini sangat berbahaya,” sergah Wiranto .
Gus Dur pun menjawab, “Pikiran Bapak yang harus berubah, apa susahnya menganggap Bintang Kejora sebagai umbul-umbul! Sepakbola saja banyak benderanya!” ucap Gus Dur .
Ketika Gus Dur tidak lagi menjabat sebagai Presiden, Dalam sebuah diskusi di Kantor PBNU pada Jumat (06/07/2007), kembali menyebut alasannya memperbolehkan bendera Bintang Kejora berkibar. Menurut Gus Dur bendera Bintang Kejora hanya bendera kultural warga Papua.
“Bintang kejora bendera kultural. Kalau kita anggap sebagai bendera politik, salah kita sendiri,” kata Gus Dur kepada wartawan.
Gus Dur, yang saat menjabat presiden mengabulkan permintaan masyarakat Irian Jaya (waktu itu) untuk menggunakan sebutan Papua, justru menuding polisi dan TNI tidak berpikir mendalam ketika melarang pengibaran bendera Bintang Kejora.
“Ketika polisi melarang, tidak dipikir mendalam, (tim) sepak bola saja punya bendera sendiri. Kita tak perlu ngotot sesuatu yang tak benar,” katanya.
Menurut Franz Magnis Suseno, pemberian nama Papua pada Irian Jaya dan pemberian izin pengibaran bendera Bintang Kejora bukan tanda Gus Durmeremehkan terhadap Indonesia. Hal itu justru sebaliknya, Gus Dur mau membantu orang-orang Papua untuk bisa menghayati Ke-Indonesiaan dari dalam.
“Gus Dur percaya pada Orang Papua. bahwa itulah cara untuk merebut hati suatu masyarakat yang puluhan tahun merasa tersinggung, tidak dihormati, dan bahkan dihina. Karena itu orang-orang Papua mencintai Gus Dur ,” ujar Franz Magnis dalam sebuah kata pengantar buku karangan Muhammad AS Hikam, berjudul ‘Gus Dur Ku, Gus Dur Anda & Gus Dur Kita.(KbT-Sep)
-Gusdurian Tangerang-